Insomniacs (Part 0)

Iglomontana
5 min readJul 26, 2023

Insomnia

noun

innability to sleep / ketidakmampuan untuk tidur

***

Setelah nonton video 5 menit-an dari Youtube itu, kamu kembali menggerakkan jari telunjukmu dari pojokan atas ke bawah layar HP mu. Dan yapp muncullah tulisan 02.20 besar di matamu. Yang semakin pagi, semakin menghantui hati serta pikiranmu.

“Kenapa? Kenapa? Kenapa too yoo??”

“Kok gaiso tidur terusss!! Haaaahhh!”

Sebenarnya semakin sepi dunia di malam itu, lampu kamar tetangga kost mu sudah pada mati, gelap, suara ngorok juga sudah berjam-jam kembang kempis. Tapi, sudah enam kali, atau lebih mungkin, gatau juga. Kamu sudah mencoba merem. Namun, anatomi tubuhmu masih bekerja, belum mau tidur. Sama seperti kemarin, lusa, dan hari sebelum lusa, serta hari sebelum hari sebelum lusa, dan.. hahahaha. Lucu nggak sih kalau dilanjutin.

“Dasar goblok! Jam kantormu kebalik cok, besok mesti malah ngantuk ni di kantor halah-halah!” gumammu frustasi ke dirimu sendiri.

“Ayolah, ngapain lagi ini,” ungkapmu sambil menghela nafas panjang menarik tangan dan kakimu panjang ke ujung kasur.

Playlist lagu Indie di Spotify mu sudah mau masuk ke loop yang ketiga kalinya. Badanmu sudah pegel duduk terus di kantor hari ini, kakimu dah lemas berdiri terus sepanjang KRL, kantong matamu juga semakin menghitam dan berkedut, terus apalagi? Sampe jantungan mau mati baru bisa tidur?

“Apa aku perlu buka situs PH lagi ya?”

“Tapi dua hari yang lalu udah buka. Sama aja tetep gabisa tidur abis nonton PH. Malah lebih menyesal, makin sad boy. Makin keiinget kenangan manis sama mantanmu yang baru aja dua minggu lalu mutusin hubungan kalian.”

“Lah, anjir terus ngapain lagi dong? Kamu bingung?”

“Coba main game dulu aja kali ya? Sampai ngantuk? Boleh lah. Naikin sampe epic IV lumayan.”

Dah tuh, pantatmu akhirnya kamu PW-kan. Bantal tidur kamu geser ke belakang punggung, menyender ke tembok kamar, dan bersiap pilih karakter Minotaur. Karakter tank yang cukup Overpowered (OP) belakangan ini di meta gamenya, karena bisa healing dan darahnya tebel.

Transisi spongebob, A Few Hours Later dan playlist lagumu yang udah balik lagi ke Membasuh oleh Hindia. Udah gitu defeat tiga kali, kalah di late game terus. Mboh ah, capek…

Kamu yang makin frustasi karena kalah terus dan mau masuk lobby lagi akhirnya berhasil mengerem sebentar jari telunjukmu sebelum mulai pencet tombol Rank lagi di game tersebut. Reflek otakmu cukup terkejut juga ternyata, setelah kamu kembali scroll layar atas HP mu kebawah. Ternyata waktu udah pamer kalau mereka sekarang ada di pukul 03.40. Nggak kerasa udah sejam lewat. Spontan tanganmu juga menghela nafas, menaruh HP mu ke meja belajar, jauh aja dari tempat tidurmu yang penting. Mungkin itu pemikiran tanganmu kali yaa…

Lirik lagunya juga tiba-tiba masuk.

***

“Cukup besar ‘tuk mengampuni ‘tuk mengasihi”

“Tanpa memperhitungkan masa yang lalu”

“Walau kering bisakah kita tetap membasuh”

“Mengering sumurku terisi kembali”

“Kutemukan makna hidupku disini”

“Mengering sumurku terisi kembali”

“Kutemukan makna hidupku disini”

“Mengering sumurku terisi kembali”

“Kutemukan makna hidupku disini”

“Mengering sumurku terisi kembali”

“Kutemukan makna hidupku disini”

***

Jadi sedih… kenapa yang kalimat terakhir diulang-ulang huhuhu. Kan kamu juga jadi ikutan mbrambang. Anjirr, lagu Hindia sumpahh pemilihan diksinya…

Bingung masih tetep gabisa tidur dan malah agak jadi brambang atau (makin sedih). Kamu coba cari angin malam keluar dari kamarmu. Tapi apa juga yang mau dilihat? Depan kamar kostmu, cuma ada motor-motor Vario, Scoopy, dan Beat yang menyapamu. Yaa tapi, masih bisa lihat pemandangan langit malam sih, cuma dari anak tangga yang ke lantai 2. Sebenarnya, ini juga udah yang beberapa kali kamu ke tempat merenungmu itu.

“Aaaduh… hahhh…,” gumammu sambil menaruh pantat lancipmu di keramik anak tangga.

Lima menit, bergerak ke sepuluh menit, dan kamu mulai PW (Posisi Wuenak) di anak tangga itu. Nggak kelihatan apa-apa sih, di langit malam. Bulan juga nggak keliatan jelas. Seperti masa depanmu juga. Gak Jelas.. mau dibawa kemana.

Bahkan kamu, udah gatau lagi apa sih tujuanmu kuliah di kampus Uang Mama Nangis ngambil jurusan di jurnalisme? Wong, kamu aja gasuka nulis dan baca berita. Tujuanmu 5 tahun kedepan aja mau ngapain, kamu masih belum bisa jawab. Uang bulanan juga kanker, gara-gara cerobohmu kemarin Senin kamu jatuhin barang kantor yang akhirnya harus kamu ganti. Untung aja bukan komputer atau kamera lo? Terus apalagi? Pacarmu mutusin kamu? Hahaha pertama kali kamu ngerasain perasaan diputusin juga. Sampe insomnia. LOL. Sampe mau cerita ke psikolog karena ga sebegitu sendiriannya dirimu dan ngerasa gapunya temen. Semua anak muda ngalamin ini bro. Biasa aja. Kamu tak apa.

Tau, iya kamu yang terlalu baperan mungkin ya. Mungkin kamu juga terlalu banyak alasan. Terlalu ngomel terus, dan mungkin terlalu lemah menghadapi hal-hal diatas. Padahal mungkin banyak orang yang jauh lebih buruk harinya, atau masalahnya. Siapa sih yang mau baca omelan masalah-masalahmu. Masing-masing orang punya masalahnya sendiri-sendiri. Ga peduli lah, sama omelanmu yang gak mutu tadi. Iya nggak?

“Meowwww..," suara Blero, seakan mengiyakan.

Blero..wkwkwk, yang namain jahat juga kalau dipikir-pikir hehe. Yaa, abis spontan aja kamu namain dia Blero waktu pertama kali kamu ketemu kucing dekil yang matanya seperti Nick Fury itu, tiduran diatas motor Vega mu seperti seekor raja.

“Meow,” lebih pelan kali ini suaranya, karena kamu sambil elus dan pijat kepalanya.

Mau nemenin kamu mungkin si Blero? atau mungkin cuma mau minta makan? Yang kedua sih kemungkinan besarnya. Pantat lancipmu, terpaksa bangkit dari posisi PW-nya.

Sebentar aja kok. Kasian si Blero, udah melas.

“Nih, dimakan,” suara gemeresak makanan kucing Choize berhamburan jatuh ke beton diantara motor-motor yang terpakir.

Sambil mengembalikan makanan kucing tadi kembali ke kamar, otakmu yang belum mau shut down, tiba-tiba ngide. Coba-coba nulis aja kali ya… Mengiyakan ngide itu, pulpen biru gratis dari kampus dan buku notes hitam berlogo bendera Amerika Embassy of United States yang gratisan juga dari kepanitiaan di kampus, menjadi temanmu pula malam itu.

Pantat lancipmu mulai duduk lagi di anak tangga tadi dan mulailah kamu menulis. Menulis apa? Entahlah. Ga Jelas. Bingung juga mau cerita apa. Random aja. Paling tulisannya, hanya akan bergabung bersama dengan plot point atau ide-idemu yang tergeletak memenuhi lembaran buku notes embassy amerika-mu. Nggak akan naik level menjadi cerpen atau novel yang bakal kamu upload di Youtube atau sosmedmu. Malu.

Eh, tapi kalau kamu misal nggak malas. Bisa juga sih, mungkin besok atau lusa kamu tulis lebih detail dan upload ke second account-mu. Boleh lah, aku nulis-nulis iseng lagi aja kalau insomniacs datang lagi besok.

Dah woii, kamu besok kerja! Tidur-tidur! Dah lumayan panjang cerpennya!!

***

Oiya btw, kalau ada yang baca cerpen ini sampai akhir. Terima kasih. Semoga kalian ga insomniacs juga. Karena jadi kacau sumpah jadwal tidurnya. Tapi, kalau misal kalian sedang mengalami insomniacs, ini ada link video dari satu persen dan The Guardian yang lumayan membantu hehehe :)

https://youtu.be/Rl51bTlFEHM — Buat Kamu yang Lagi Susah Tidur (Meditasi Pengantar Tidur) by Satu Persen Indonesian Life School

https://youtu.be/rJ2mkv5GJhc — Insomnia: why can’t I sleep? by The Guardian

Heppi insomniacs

--

--

Iglomontana

Just a journalist college student that wanted to explore, finding experience, and helping other people.